RAGAM
CERITA
DI SAAT MAGANG
Pertama kali sampai
di Banda Aceh kami peserta prakerin begitu senang karena bebas dari aturan
sekolah. Aturan yang mengikat kami. Beberapa teman di antar oleh orang tua nya.
Baru sampai saja kami sudah jalan-jalan ke Pante Pirak, dengan alasan mau beli
sabun, beli makan, beli ini – beli itu. Akhirnya tidak sampai lima hari uang
kami semua habis. Setelah satu minggu pertama kami berpoya-poya karena masih
ada uang, namun minggu kedua dan ketiga kami harus extra menghemat. “Ya pandai-pandai
mengatur uanglah jangan terlalu boros” kata orang tua saya.
Hari pertama masuk kerja saya sempat neurves karena baru pertama terjun dalam
dunia industri. Saya takut berbuat kesalahan dan takut di marahi oleh
pembimbing dan atasan. Tetapi saya beruntung mendapat pembimbing yang baik
hati. Bang Said pembimbing saya. Saya di ajarkan banyak hal olehnya
diantaranya, saya di ajarkan tentang bagaimana mendesain undangan, kartu nama,
faktur, dan lain sebagainya. Saat menerima order pertama kali saya sempat takut
tidak bisa membuatnya dan memang benar tidak bisa, namun karena saya takut malu lalu saya buat apa
yang saya bisa buat dan hasilnya memang tidak salah alias benar. Bang Said
bilang “jangan takut salah, karena kalian juga masih belajar” kata-kata itu
menambah semangat saya untuk terus belajar.
Saya sempat bosan di tempat magang
karena karyawannya pada diem semua alias belum ramah dan belum mau ngomong sama
saya, mungkin mereka belum bisa menyesuaikan diri dengan kehadiran saya. Tetapi
setelah 3 hari saya magang saya sedikit senang karena mereka sudah bisa
menyesuaikan diri dengan hadirnya saya di antara mereka.
Ada beberapa cerita suka dan duka yang
kami lewati bersama di tempat kami tinggal.
Kami bisa tinggal sama-sama dan saling berbagi satu sama lain, namun
karena perbedaan pemikiran dan watak ada di antara kami yang berselisih. Sampai
ada yang pindah kamar dari kamar kami gara-gara perselisihan tersebut yang awalnya
kami 5 orang menjadi 3 orang dalam kamar tersebut. Saya sendiri sempat tidak
nyaman dengan keadaan ini. Ada yang saling bersikap dingin, ada yang bersikap
cuek, dan ada juga yang sempat marah dan melontarkan kata-kata yang tidak enak
di dengar. Saya sendiri sering bertengkar dengan Arif karena dia sering membuat
saya jengkel dan kesal dan juga sempat bersikap dingin padanya namun itu tidak
berlangsung lama, 2 hari saya bersikap dingin gk tahan diemin orang lama-lama,
takut dosa apalagi sama saudara seiman.
Ada suatu peristiwa yang di takutkan
guru terjadi pada kami. Yaitu kami kena tegur karena anak perempuan masuk kamar
laki-laki dan sebaliknya. Berita itu dengan sekejap terdengar oleh guru, kami
tidak bisa mengelak lagi dengan adanya laporan itu. Peringatan pertama kami
dapatkan dan apabila kami melakukanya lagi kami terancam di pulangkan ke
Sabang. Peristiwa seperti ini terjadi dua kali pada kami karena hal sama,
teguran keras kami dapatkan lagi. Satu orang yang berbuat semua terkena
imbasnya.
Baru dua minggu kami magang sudah
minta izin karena meugang puasa Ramadhan. Lalu masuk kerja lagi sampai tiga
minggu kemudian libur lagi karena
lebaran selama 2 minggu. Ada juga yang hanya 3 hari liburnya bahkan ada yang
sudah masuk kerja saat lebaran kedua.
Setelah hampir 2 bulan saya magang di
CV. Tati Group cukup menyenangkan dan banyak ilmu serta pengalaman yang saya
dapat. Karyawannya ramah dan kompak. Pernah waktu puasa saya di ajak berbuka
bersama dengan mereka. Karena saya lupa bilang sama teman di Mess saya di
telpon dan di tanya kenapa belum pulang, saat pulang udah hampir isya jadi
sudah males mandi dan sesudah shalat isya langsung istirahat karena kecapean.
Pada suatu sore kami di kagetkan
dengan kamar kami yang sudah digenangi air karena siangnya hujan deras melanda
Banda Aceh dan sekitarnya. Sebagian kamar kami basah sedangkan kamar teaman
kami yang ada di depan habis di genangi air. Barang-barang mereka basah semua.
Besoknya mereka gk masuk kerja karena tidak ada baju bersih. Untungnya tas pakaian
saya selalu saya letakkan di atas tempat tidur jadi selamat. Pada malam itu
kami tidur berhimpit-himpit dengan barang-barang kami di atas tempat tidur.
Rasanya tidak nyaman sekali.
Semoga apa yang saya dapatkan selama
prakerin bisa jadi pelajaran hidup untuk saya. Bahwa betapa sulitnya hidup
mencari nafkah sendiri, tidak ada yang masakin, makan tidak teratur, menjalin
kekeluargaan dengan teman-teman. Pengen lagi tinggal satu tempat tinggal dengan
teman-teman. Semoga kita bisa menjadi kebanggan orang tua, agama, sekolah, diri
sendiri dan menjadi kebanggan dan memberi manfaat bagi orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar